Fatherless : Ketika Peran Ayah Hilang Dalam Keluarga

    
Membaca berita pagi ini tentang fatherless membuat miris, faktanya Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara fatherless atau father hunger terbanyak di dunia.

Orang yang pertama kali mengenalkan adalah Edward Elmer Smith seorang psikolog asal Amerika Serikat. Mungkin kita awam dengan istilah fatherless, karena istilah ini muncul baru beberapa tahun ini meski tanpa disadari di Indonesia fatherless menjadi fenomena terbesar loh... kok bisa? 

Lantas apa itu Fatherless? 


Fatherless 

Fatherless adalah ketiadaan peran seorang ayah dalam kehidupan anak-anak. Menurut Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti Fatherless diartikan sebagai anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah, atau anak yang mempunyai ayah tetapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses tumbuh kembang anak atau dengan kata lain pengasuhan.

Fenomena fatherless muncul sebagai akibat dari peran ayah yang hilang dalam proses pengasuhan tumbuh kembang anak. Salah satunya karena peran gender tradisional yang masih melekat di masyarakat Indonesia.

Mungkin kita sering melihat ketika seorang Ayah memandikan anaknya, menyuapi anak makan, bermain bersama anak atau mengantarkan anak ke sekolah kemudian mendengar nyinyiran orang lain seperti:

" Kemana ibunya, kok malah ayahnya yang mengasuh?" 
" Ibunya ngapain aja sih sampai ayahnya yang antar anak sekolah?" 
" tugas ayah kan mencari nafkah, kenapa disibukan dengan mengasuh anak?"
atau mungkin masih banyak lagi pertanyaan lain yang muncul, tanpa disadari hal ini menjadi umum di masyarakat bahwa yang bertugas mendampingi anak adalah seorang ibu.

Dan mungkin banyak kisah lain yang menyebabkan munculnya fatherless di masyarakat, seperti perceraian orang tua, ayah meninggal dunia, ayah yang sibuk bekerja, ayah yang tak punya waktu, atau bahkan ayahnya ada tapi tidak membangun bonding yang hangat dengan anak.

Peran Ayah dalam Keluarga

Di masyarakat kita sendiri terkadang peran ayah dikesampingkan Karena sudah terpola sejak lama bahwa tugas mengasuh dan mendidik anak adalah tugas utama seorang ibu, sehingga peran ayah hanya terfokus untuk bekerja di luar rumah tidak lebih dari itu. 

Padahal kenyataannya peran ayah atau ibu sama pentingnya untuk pertumbuhan dan perkembangan anak baik untuk anak laki-laki atau anak perempuan. Awalnya memang banyak dampak buruk yang dialami anak perempuan jika tidak dekat dengan ayahnya namun kini tak hanya anak perempuan saja. Anak laki-laki atau perempuan sama berhaknya mendapatkan kasih sayang dari ayahnya.

Sayangnya memang masih banyak ayah yang belum paham tentang seberapa penting keterlibatan dan peran mereka dalam pengasuhan dan pendidikan anak. 
berikut beberapa hal yang bisa dilakukan ayah untuk membangun bonding dengan anak:

1. Terlibat dalam pengasuhan anak

meskipun tugas ayah mencari nafkah diluar rumah namun kedekatan antara ayah dan anak sangat penting untuk dilakukan meskipun tidak setiap waktu tapi seorang ayah harus memiliki quality time dengan anak, misalkan : menyuapi anak makan, mengajak bermain dikala senggang, menemani anak belajar, meluangkan waktu untuk anak, menemani anak ketika membutuhkan dan memberi perhatian.

2. Berkomunikasi dengan baik

Pada umumnya setiap anak memang sangat dekat dengan ibunya dan itu tumbuh secara alamiah sehingga ayah yang memiliki komunikasi tidak baik dengan anak memerlukan pendekatan yang lebih untuk membangun bonding dengan anak. Lakukan komunikasi sederhana seperti sering menelpon anak ketika sedang diluar rumah, menanyakan keadaannya secara langsung kepada anak, bertanya dari hati ke hati apa yang anak alami sehari-hari. Lama-lama komunikasi yang baik akan terbiasa. 

3. Membentuk Karakter Anak

Karakter anak terbentuk tidak terlepas dari pola asuh orang tuanya dan peran ayah untuk membentuk karakter anak adalah memberikan rasa aman, baik fisik, emosi, mental atau spiritual. Ayah akan menjadi role model bagi anak, jika anak laki-laki maka mereka akan mencontoh jika kelak dewasa ia ingin menjadi figur seperti ayahnya, dan jika anak perempuan ia akan mencari pasangan yang baik, lembut, bertanggung jawab seperti ayahnya.

4. Selalu Ada 

Peran ayah yang lain adalah harus selalu ada. Ayah harus selalu ada ketika anak mau bercerita dan menjadi pendengar yang baik. Ayah harus ada di hari-hari penting mereka misalkan di saat anak ulang tahun, di saat anak lulus sekolah, dan di hari-hari lain yang mereka anggap penting dan ayah harus tahu. 

Dampak Fatherless Bagi Anak



Begitu pentingnya peran ayah dalam membentuk karakter anak, sehingga jika anak kehilangan figur ayah maka akan berdampak buruk bagi perkembangan dan pertumbuhannya. 

Beberapa hal di bawah ini adalah dampak dari fatherless terhadap perkembangan  anak :

1. Anak lebih agresif

Anak yang tumbuh tanpa pendampingan seorang ayah akan agresif dan mudah marah, perkembangan emosinya tidak stabil dan meledak-ledak. Rentan terhadap tindak kriminal dan kekerasan dan memiliki kondisi kesehatan mental yang bermasalah.

2. Kurangnya rasa percaya diri

Anak yang mengalami fatherless rata-rata merasa kurang bahkan bisa kehilangan rasa percaya diri dan menarik diri  dari kehidupan sosial.

3. Kehilangan Motivasi dalam belajar

Ketidakhadiran sosok ayah dalam kehidupan anak juga berpengaruh pada urusan akademis anak, dampak fatherless bagi anak sekolah antara lain, anak kesulitan konsentrasi, motivasi belajar sangat rendah bahkan rentan drop out dari sekolah. 

4. Depresi

Perasaan tidak dicintai, merasa berbeda dengan anak lain bisa memicu anak depresi. Bahkan di usia remaja, mereka lebih rentan terkena bullying baik itu sebagai korban atau pelaku. 

Perasaan-perasaan buruk seperti itu memicu anak mengalami stress bahkan depresi, tak jarang dari mereka membutuhkan tenaga psikolog untuk mengatasinya. 

5. Rentan Pergaulan Bebas

Hal yang paling buruk terjadi akibat dari fatherless adalah anak-anak rentan terjun pada pergaulan bebas, terlibat obat-obatan terlarang, bahkan terlibat tindak kriminal. 

Solusi Fatherless

Ayah yang hebat memang tak harus menjadi super dad, atau selalu stand by di rumah, yang terpenting adalah kualitas waktu bersama anak. Meskipun ayah tidak 100 % full dirumah namun kedekatan anak dan ayah terbentuk dan terhubung secara emosional. 

Jika anak kehilangan sosok ayah padahal secara fisik mungkin ayahnya ada, maka anak akan mencari sosok ayah pada diri orang lain yang belum tentu memberikan pengaruh baik terhadap dirinya, tidak mau bukan?

Lantas bagaimana solusi untuk anak yang telah kehilangan figur ayah dalam kehidupannya? Beberapa hal dibawah ini mungkin bisa dijadikan solusi:

1. Ayah Yuk Berubah!

Bagi para ayah yang mungkin kebetulan membaca artikel ini jika anda salah satu dari ayah yang mungkin abai terhadap anak, yuk berubah! Banyak cara untuk melakukan bonding dengan anak, belum terlambat untuk menjalin komunikasi dengan anak. Tidak harus menjadi super dad untuk menjadi ayah yang baik, cukup jadi teman dan selalu ada untuk mereka.

2. Pola Asuh

Perkuat peran ayah di rumah, Ayah tidak bisa menyerahkan secara utuh pengasuhan anak hanya kepada ibu saja, namun ayah harus terlibat dengan pengasuhan anak. Menjadi teman atau sahabat anak bahkan menajdi role model yang diinginkan anak. Banyak figur ayah yang bisa di contoh bahkan di setiap agama selalu ada tokoh yang mencontohkan menjadi ayah yang baik.

Seperti di agama Islam para nabi dan rosul memberikan contoh dan keteladanan dalam pola asuh dan pendidikan anak seperti kehadiran Nabi Muhammad SAW untuk anaknya Fatimah, kisah nabi Ibarhim AS kepada nabi Ishak AS dan nabi Ismail AS dan masih banyak lagi.

3. Mencari Pengganti Ayah 

Bagi anak yang kehilangan figur ayah karena ayahnya meninggal dunia atau meninggalkan dalam arti menelantarakan. Anak bisa mencari figur ayah dari keluarganya, baik itu kakeknya atau pamannya. Banyak anak yang kehilangan ayah namun bisa tumbuh dan berkembang dengan baik karena mereka mendapatkan sosok ayah pengganti yang perannya sama seperti ayahnya.

Penutup

Itulah beberapa hal yang bisa penulis sampaikan, penulis berharap untuk para ayah bahkan calon ayah yuk siapkan diri menjadi panutan bagi anak - anak dan jadikan mereka anak yang tumbuh dan berkembang secara stabil.

Bahkan yang selalu saya ingat quotes dari Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah " Kerusakan jiwa anak-anak bermula pada kehilangan figur ayah. Ayah dalam hal ini tidak hanya fisik, tapi yang lebih penting kehadiran jiwa ke AYAH anya, banyak ayah hadir secara fisik, tapi jiwanya absen dalam diri anak " 

Sebab sang pendidik anak sesungguhnya dimulai dari ayah. Baru setelah itu Ibu.

Semoga bermanfaat.

#Day15
#blogspediawritingchallenge

7 Comments

  1. bener juga selama ini orang-orang berpikiran kalau ibu lebih banyak mengurus anak-anak karena mungkin lebih sering dirumah, padahal kalau orangtua bisa mengatur waktu atau quality time yang baik dengan anggota keluarga, semua peran baik ayah atau ibu sama besar porsinya

    ReplyDelete
  2. Bener banget kasian emang banyak anak.kehilangan figur ayah, banyak juga ayah yang merasa kepala keluarga serba apa2 di siapin istri terima beres termasuk urusan anak juga gamau direpotkan.

    Bagi yang punya anak cowok sejak kecil diajarkan urusan rumah ga ada tabunya cowok mengurus rumah supaya kelak jd suami yang siaga (gusti yeni)

    ReplyDelete
  3. Ternyata begitu penting ya peran dan kehadiran ayah bagi anak. Mengasuh anak memang tanggung jawab berdua, bukan beban ibu aja. Betul banget, ayah ibu harus bisa kerjasama dengan baik. Alhamdulillah anakku dekat dengan ibunya, dekat juga dengan ayahnya. Terima kasih insightnya kak...

    ReplyDelete
  4. Peran ayah memang seberguna itu ya. Sekarang banyak ayah yang mengambil peran untuk mengasuh anak.

    ReplyDelete
  5. Ayah dan Ibu menjadi pembentuk karakter dan pengalaman hidup seorang anak. Hal ini setuju banget. Seperti halnya DNA ya, ada anak maka akan ada kombinasi dari kedua orangtua. Figur ayah adalah penyempurna kepribadian buah hati.

    ReplyDelete
  6. Ngeri ya isu faatherless ini. Bisa berdampak buruk bagi anak. Suamiku juga karena kerja di Jakarta jadi waktu sehari hari terasa kurang. Tapi berusaha Sabtu Minggu itu joging pagi aku biarin aja beliau jalan berdua bareng anak gadis. Kadang dengan anak yang laki beliau pergi sholat ke mesjid berdua.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung dan berkomentar dengan baik, positif dan membangun.....