6 Solusi Tetap Waras Menghadapi Sekolah Daring Yang Bikin Darting

Sekolah daring Bikin Darting

Hallo Assalamualaikum para pembaca semua..  kali ini saya sangat ingin sekali menulis tentang pembelajaran Daring atau pembelajaran dalam jaringan. Pasti semua mengenal pembelajaran seperti apakah ini. DARING sebenarnya sudah ada sejak lama namun kata ini muncul kembali sejak dunia dilanda pandemi.  Tiba-tiba daring menjadi bahasa yang populer dan sering diucapkan.  

Keuntungan apa sebenarnya yang bisa kita peroleh dari Pembelajaran Daring ini? Banyak sekali ternyata, sebagai guru atau sebagai murid sebaiknya memang mengambil manfaat yang banyak dari Daring ini. Manfaat yang saya terima sebagai Guru dari kelas daring ini banyak sekali diantaranya:

1. Keleluasaan Waktu

Dari daring saya belajar banyak sekali melakukan hal dalam sekali waktu, saya bisa mengajar sambil rebahan, sambil dasteran, sambil ngasuh atau nyuapin anak. Hal yang tidak bisa saya lakukan ketika saya harus berangkat ke sekolah mengajar dari pagi hingga siang.

2. Mempelajari Media Pembelajaran Daring

Jujur saja, mau tidak mau suka tidak suka sepertinya semua guru dituntut untuk lebih melek teknologi di masa pandemi ini. Webinar-webinar gratis bermunculan demi mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru dalam bidang teknologi pendidikan. Sebelum pandemik seminar-seminar tentang teknologi pendidikan berbayar dan bahkan sepi peminat. Hikmah lain yang bisa kita ambil dari pandemik ini Guru menjadi tinggi semangat belajarnya. 

3. Praktis 

Tentu saja praktis Guru tinggal memberikan materi ajar dari rumah selama jaringan internet mendukung, pembelajaranpun dapat berlangsung dengan lancar apalagi kalau kerjasama antara guru dan murid baik. 

4. Solusi di masa Pandemi

Ketika tatap muka tidak dapat dilakukan, daring adalah satu-satunya solusi agar proses pembelajaran dan pendidikan tidak berhenti. Mau tidak mau semua menerapkan media daring untuk pembelajaran dibalik banyaknya pro dan kontra tentang pembelajran ini. Tentu saja solusi ini dimanfaatkan oleh yang benar-benar mau belajar.  

Dibalik manfaat pembelajaran Daring ternyata banyak cerita dibaliknya. Yang membuat murid, Guru bahkan orangtua menjadi stress dan kewalahan. Daring bikin darting ada benarnya juga. Saya sebagai guru dan orangtua dari dua anak yang masih duduk di Sekolah Dasar mengalami hal yang sangat nyata dari dampak daring ini. Mungkin setiap orang tua mengalami hal yang sama seperti anak yang sulit diajak kerjasama.

Bukan hal yang mudah mengajak anak kerjasama, menjadi hal yang melelahkan ketika anak merasa jenuh dan bosan dengan bahan ajar yang diberikan gurunya, memaksanya bukanlah hal yang tepat, karena mereka malah kadang penuh drama menangis dan marah. Bisa jadi karena materi ajar yang sulit atau memang malas.

Selain itu, Gaptek atau gagap teknologi menjadi kendala dalam pelaksanaan belajar secara daring, orangtua yang tidak terbiasa memegang ponsel tiba-tiba harus pegang ponsel dan membantu anak mengerjakan tugas, atau guru yang malas belajar membuat materi ajar yang menjenuhkan, atau mungkin juga anak remaja yang sudah mahir menggunakan ponsel namun tak berminat belajar. Sangat menjengkelkan memang, tapi harus bagaimana lagi.....??

Miris, melihat banyak kasus di pemberitaan online tentang pembunuhan anak korban daring oleh orangtuanya sendiri, saya yakin itu tidak disengaja. Kesabaran menjadi nomor satu ketika membimbing anak sendiri atau anak orang lain agar mereka tetap semangat belajar walau dari rumah. Namun godaan begitu besar, anak-anak memang ujian untuk orangtuanya sendiri. 

Lantas bagaimana caranya agar anak tidak tertinggal pelajaran selama melakukan pembelajran jarak jauh dan orangtua tetap rileks? kalau mau rileks sepertinya agak sulit ya, jujur saja banyak pekerjaan yang tertunda karena membimbing anak-anak dirumah menjadi dua kali lipat lebih intens. Dibilang positif it's okay lah.

Mungkin ini beberapa solusi sederhana agar anak- anak tak tertinggal belajar dan orangtua tetap waras membimbing mereka:

1. Anak Adalah Tanggung Jawab Orangtua

Maksudnya adalah, kita sebagai orangtua tidak boleh kalah dengan anak. Jika mereka sulit diajak kerjasama atau malas belajar, beri mereka pengertian, belajar lebih penting, lebih mudah, bahkan lebih sebentar dibanding waktu bermain. Jika ada tugas dari gurunya saya tidak membiarkan mereka bermain. Boleh bermain atau main ponsel jika memang tugas -tugas sudah selesai. SEKALI LAGI JANGAN KALAH SAMA ANAK. Ini akan sulit dilakukan kalau orangtuanya sudah kalah duluan dengan anaknya. 

2. Temani Anak Belajar

Saya pikir, kita sebagai orangtua harus menemani anak belajar sampai anak kita mampu belajar sendiri. Tahukah anak usia SMP saja harus ditemani, karena saya sebagai Guru tidak percaya mereka full mengikuti pelajaran. Tentu saja ini bukan asal nulis, fakta kok hanya beberapa anak yang aktif  di kelas daring padahal orangtua memfasilitasi. Orangtua memberikan HP loh... entah apa yang dilakukan dengan ponselnya, menurut saya orangtua jangan gampang percaya, di kasih fasilitas ponsel buat apa sih? Buat belajar kan, apa yang mereka lakukan dengan ponselnya hanya mereka dan Tuhan yang tahu.

3. Kerjasama antara Guru dan Orangtua

Banyak orangtua yang ketika dikabari anaknya tak pernah ikut belajar mengatakan "padahal sudah saya kasih hp dan pulsanya loh,"  penting kan kerjasama antar Guru dan Orangtua? hmm sekali lagi ini akan sulit dilakukan kalau orangtuanya kalah duluan sama anak sendiri atau tidak mau tahu apa yang dilakukan anaknya dengan ponselnya itu.

4. Memberikan Kesempatan Bermain Pada Anak

Siapa bilang anak tidak boleh bermain, its okay kok. Orangtua atau gurupun tidak memaksa untuk belajar terus tanpa bermain. Belajar ada waktunya, bermainpun ada waktunya. Mereka boleh kok main games, games tak selalu buruk semua tergantung kitanya saja, anak- anak boleh main tik tok, anak- anak boleh main Hp. Yang tidak boleh adalah ketagihan dengan games, ketagihan dengan tiktok hingga lupa belajar dan ibadah, ke orangtua melawan, dan sebagainya.

5. Belajar Hal Baru Non Akademis

Untuk membuang kejenuhan, Ibu dan Bapak di rumah bisa mengajak anak belajar hal baru diluar pelajaran sekolah, mungkin bisa belajar bagaimana cara menjadi gamers pro, mereka akan senang.  Kenapa tidak, selama tidak ketinggalan pelajaran,  mungkin belajar menulis cerita, atau apapun yang berhubungan dengan minat dan bakat si anak. Saya sendiri dan anak-anak belajar membuat video youtube dengan konten memasak yang disukai anak-anak. Ini dia salah satu video di channel anak-anakku, boleh sekali kalau di subscribe hehehe

Mereka lebih senang membuat video daripada belajar, tapi bukan berarti harus off dan tidak mengikuti pelajaran sekolah sama sekali. Mempelajari hal baru sedikitnya menghilangkan jenuh pelajaran sekolah.

6. Tingkatkan Kesabaran

Ingat yaa, para Ibu dan Bapak yang senantiasa menemani anaknya, kesabaran adalah nomor satu ketika meghadapi anak-anak. Adakalanya kita kesal, marah ingin memukul atau mencubit karena kelakuan anak-anak yang sulit diajak kerjasama. Anak-anak adalah ujian, perbanyak istighfar dan jangan lupa tetap berdoa agar kita semua bisa membimbing anak-anak. Jangan sampai ada kasus-kasus baru anak dan orangtua korban daring. 

Itu dia beberapa serba-serbi daring yang nyata saya hadapi sehari-hari baik mengajarkan anak sendiri atau mengajarkan anak orang lain. Ada kabar baik, awal tahun sepertinya sekolah sudah mulai dibuka kembali di semua zona. Semoga semua membaik dan pandemi benar-benar tinggal nama.

Terimakasih sudah berkunjung kesini dan berkenan membaca. 














9 Comments

  1. Mungkin maksudnya Anak itu tanggung jawab orang tuanya ya, kalau milik orang tua ya sepertinya bisa menjurus ke persepsi lain yang berbeda..tapi saya setuju dengan solusinya.. pandemi ini sebenarnya membuat orang tua dan anak menjadi lebih dekat..

    ReplyDelete
  2. Belajar daring memang jadi tantangan untuk guru dan orangtua. Ada baik dan buruknya, tapi memang kondisi sedang seperti ini mau nggak mau ya

    ReplyDelete
  3. Betul kerap kali yang terjadi adalah orang tua kalah sama anak. Disinilah peran orang tua agar bisa menjadi teman dekat bagi anak dan akhirnya bisa membantu anak belajar daring. Sesekali diselingi aktivitas bikin roti juga buat anak jadi gak bosan di rumah.

    ReplyDelete
  4. Masya Allah ... baru ngeh kalau Mbak Mila seorang guru. Saya selalu salut dan senang sama guru yang mau meluangkan waktu menulis seperti ini. Benar yang dikatakan Mbak Mila. Mau tak mau orang tua punya peran terhadap anaknya ... perannya besar pula. Dan perlu kerja sama antara orang tua dan guru.

    ReplyDelete
  5. Benar sekali, Mbak Mila. Bagaimanapun peran orangtua itu perlu dalam kegiatan belajar anaknya. Selama ini--sebelum pandemi--ortu mayoritas seperti menyerahkan semuanya ke guru dan sekolah. Sekarang ortu juga jadi merasakan beban guru. Maka solusinya memang bekerja sama dan berbagi beban. Bagaimanapun anak adalah tanggung jawab ortunya.

    ReplyDelete
  6. triknya bisa saya sharing ke sodara saya yang punya anak sekolah 2 orang saat ini, sering banget dia darting gara-gara sekolah from home ini, belum lagi dia harus mengajar online juga karena dia seorang guru

    ReplyDelete
  7. Punya anak remaja yang belajar daring memang bikin stres. Meski belajarnya di ruang terbuka karena barengan sama adiknya yang masih SD dan diawasi pun masih bisa sembunyi-sembunyi nonton Youtube. Haduuuuh. Gimana solusinya kalau kaya gini ya, Mbak?

    ReplyDelete
  8. ibuk aku sepertinya ampun ampun gara gara adikku terlihat kayak malas gitu kalau daring mbak, awal pertama mungkin dia semangat, lama lama ya gimana gitu
    kesel juga liatnya

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung dan berkomentar dengan baik, positif dan membangun.....