Mengenal Sandwich Generation dan Dampaknya

Mengenal sandwich generation
Ilustrasi by. Bing

 Membaca fenomena di masyarakat akhir-akhir ini tentang tekanan stress yang di hadapi orang dewasa bahkan pra dewasa yang berawal dari kelelahan secara fisik dan psikis untuk menanggung biaya hidup satu tingkat diatas dan satu tingkat atau lebih dibawahnya.

Populasi ini disebut dengan:

Sandwich Generation

generasi ini merupakan generasi kisaran kelahiran 1980-2000 yang harus menanggung beban keuangan dirinya sendiri, orangtuanya bahkan keluarganya yang sudah dewasa. Disimbolkan dengan sandwich karena roti ini memiliki isi yang bertumpuk.

Menurut Survei BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukan 78,27% sumber pembiayaan lansia di topang oleh anggota rumah tangga yang bekerja. Multiple peran dari generasi ini jelas memiliki dampak negatif baik secara fisik, psikologi, emosional dan beban finansial. 

Penduduk Indonesia merupakan salah satu penduduk generasi sandwich yang tergolong banyak yakni mencapai 67 persen atau sekitar 56.000.000 jiwa penduduk usia produktif. (hasil survei litbang kompas pada tahun 2022)

Apakah kamu salah satu generasi tersebut? Yuk kita lihat, ternyata ada tiga ciri generasi sandwich diantaranya: 

1. Traditional Sandwich Generation

Tipe ini adalah tipe paling umum dan paling sering ditemukan di masyarakat kita. mereka adalah yang sudah memiliki keluarga namun tetap harus menanggung beban orangtuanya, sekaligus kakak-kakaknya bahkan adik-adiknya yang sudah dewasa.

2. Club Sandwich Generation 

Tipe ini adalah tipe yang kompleks bahkan memiliki beban yang lebih besar dari traditional sandwich generation, biasanya tipe club sandwich generation umumnya berasal dari keluarga besar, yang tak hanya menanggung beban orangtuanya melainkan juga beban kakek-neneknya tidak menutup kemungkinan tipe ini juga menanggung beban cucu-cucunya jika mereka sudah memiliki cucu.

3. Open Faced Sandwich Generation 

Tipe Open faced sandwich generation adalah mereka yang sudah berkeluarga namun belum memiliki keturunan dan tentu saja mereka harus menanggung beban orangtuanya. 

Kelanjutan dari tipe ini adalah Extended sandwich generation yang tidak menutup kemungkinan mereka juga menanggung beban anak-anak dari orangtuanya. 

Membayangkan tipe-tipe diatas saja sudah membuat stress bagaimana mungkin kita harus selalu menanggung hidup orang-orang dewasa yang bahkan masih produktif dan sangat mampu bekerja? 

Hmmm... tingkat stress pasti meningkat tak terbayangkan bagaimana mereka mengelola kesehatan mental, psikologi dan mengelola emosi. Lantas apa dampaknya bagi mereka?

Menurut Dorothy A. Miller Profesor dari Universitas Kentucky sekaligus yang pertama kali mencetuskan istilah generasi sandwich, mengatakan generasi ini sangat rentan mengalami banyak tekanan karena merupakan sumber utama penyokong hidup orang tua dan anak - anak mereka. 

Adapun dampak yang mungkin dialami generasi sandwich sebagai berikut :

1. Masalah Mental

Termasuk diantaranya adalah kelelahan fisik karena harus bekerja terus menerus tanpa mengenal lelah, fisik di forsir secara ekstra bahkan bisa mengacaukan jam tidur. 

Pada akhirnya mental pun ikut kelelahan, karena tidak sempat merasakan istirahat yang cukup dan tekanan yang tidak pernah usai.

2. Perasaan Khawatir Yang Berlebihan

Perasaan khawatir yang berlebihan tentu saja tidak baik bagi kesehatan fisik dan mental, perasaan ini muncul ketika generasi sandwich tidak mampu memuaskan keluarganya secara finansial, khawatir tentang pembiayaan orangtuanya di masa depan, khawatir hasil kerja kerasnya tidak mencukupi, khawatir masa depan anak-anaknya tidak terpenuhi secara maksimal karena keterbatasan biaya. 

Bahkan rasa khawatir terhadap dirinya sendiri terus bermunculan, kapan situasi seperti ini akan berakhir? mereka pun kadang sulit terbuka untuk cerita ke siapa, dan terjebak dalam situasi yang membingungkan persis seperti roti Sandwich.

3. Masalah Keuangan

hal ini sudah pasti menjadi dampak utama dari berbagai dampak yang bermunculan, sebab masalah utama dari generasi sandwich adalah masalah finansial, pikiran dan tenaga terkuras hanya untuk memikirkan masalah finansial bagaimana caranya kebutuhan yang di tanggung harus terpenuhi dari waktu ke waktu.

4. Stress Meningkat

Dengan dampak yang bertumpuk, kekhawatiran yang berlebihan rentan terkena stress dan depresi, pikirannya tak berhenti memikirkan orang tua dan keluarga bahkan lupa memikirkan diri sendiri karena sandwich generation juga termasuk populasi yang ngga tegaan ketika di mintai pertolongan.

Dampak Positif Sandwich Generation

Apakah sebahaya itu menjadi sandwich generation? Memang sangat bahaya dan rentan, namun ternyata ada pula dampak positif dari populasi ini. kalau kita melihat dari kacamata positif seperti sisi agama atau kemanusiaan justru sandwich generation merupakan salah satu bentuk pengabdian seorang anak kepada orang tua dan keluarganya yang tidak mampu. 

Selain itu dampak positif dari sandwich generation juga mampu merekatkan hubungan antar keluarga, jadi sandwich generation seharusnya tak menjadi beban melainkan menjadi berkah untuk semua. 

Penutup

Menurut penulis, kembali lagi ke orang tersebut sekuat apa fisik dan mental seorang sandwich generation.. Jika rentan, bukankah sebaiknya kita memikirkan diri sendiri dan mencintai lebih diri sendiri, kesehatan mental sangat penting sekali bahkan kerapuhan fisik seseorang pun awalnya berasal dari kerapuhan mental yang dialami.

Selain kekuatan fisik dan mental, kekuatan iman seseorang juga mempengaruhi cara pandang sandwich generation terhadap pola hidup mereka.

Dan, apakah tidak sebaiknya yang tertanggung ini diberiakn pengarahan atau edukasi tentang pengeloaan keuangan agar tidak selalu bergantung kepada orang lain, kalau menanggung orang tua secara agama itu sudah kewajiban apalagi jika orangtua kita telah lanjut usia. Namun untuk menanggung beban orang dewasa lainnnya yang produktif secara usia dan fisik sepertinya memang benar-benar sebuah beban. Hanya mungkin apakah sandwich generation ini berani atau tidak untuk memutus mata rantai yang tak berujung.

Lantas, bagaimana menurutmu? 


0 Comments