Siapa yang mau berdiam diri di rumah selama berbulan-bulan dalam keadaan tidak memiliki pekerjaan, tidak memiliki uang, tidak memiliki makanan? sementara anak istri ada dalam tanggungan. Menyaksikan setiap pekerjaan satu-satu dilepaskan, dirumahkan, diistirahatkan. Namun disisi lain tidak pernah ada kata istirahat untuk makan.

Menyaksikan pelaku WFH, masih saja ada yang bermalas-malasan dan mengaku jenuh, tidak bisa jalan-jalan, kekurangan uang, kekurangan makanan. Saya yakin, kesedihan yang dialami orang yang masih bisa bekerja dan tidak bisa bekerja tentu berbeda. 

Banyak pekerjaan yang masih bisa dilakukan di rumah, dan sebaiknya pelaku WFH tidak sepatutnya mengeluh, banyak sekali orang yang tiba-tiba kehilangan pekerjaannya gara-gara pandemi ini. Saya merasa sedih ketika pelaku WFH mengeluh dan komplen karena gajinya dipotong untuk membantu korban yang terdampak Covid-19. Astagfirulloh.

Yang memiliki uang, berlomba-lomba menyetok makanan dan alat kesehatan sebanyak-banyaknya yang kehilangan pekerjaan merasa bersyukur masih ada yang mau membantu menyumbang makanan.

Kita dituntut untuk saling meningkatkan empati sesama manusia, ada orang yang tersinggung karena disumbang, ada orang yang tidak terima karena menerima sumbangan isinya tak seberapa, ada yang putus asa menghadapi kehidupan, ada yang stress karena takut tidak bisa menafkahi anak istri. Namun ada juga yang mengeluh karena bosan di rumah saja, yang menyebalkan ada yang berkesampatan WFH namun menyia-nyiakannya.   

Saya bersedih dan malu karena tidak bisa membantu saudara-saudara yang lain yang keadaannya lebih buruk namun tetap bertahan dan tidak mengeluh sedikitpun. 

Kita memiliki Tuhan. Yang Maha Pengasih Dan Penyayang. Dalam keadaan sejahat-jahatnya manusia Tuhan tetap mengasihi kita apalagi jika kita berserah padaNya tanpa mengeluh, tanpa menyalahkan tetap dalam keadaan sabar dan terus berfikir bagaimana caranya survive biarpun kehilangan pekerjaan.

Sahabatku, optimalkan kualitas diri mari saling membantu dan tidak memperkeruh situasi. Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari keadaan ini, banyak pelajaran yang bisa kita petik, banyak bahan yang harus direnungkan. Dan satu-satunya tujuan hanya kepada Alloh SWT. Pelajaran besar apa yang ingin ditunjukanNya kepada manusia? Mari saling evaluasi, berbenah diri. Jangan-jangan selama ini tujuan hidup kita bukan DIA. Astagfirulloh.

Jangan pernah menyepelekan doa. Doa adalah kekuatan terbesar yang langsung terhubung kepada sang pengabul doa. Sudah selayaknya kita berserah mungkin pernah merasa angkuh dengan apa yang kita miliki.

Seharusnya kita malu dengan kesombongan-kesombongan yang ada dalam hati ini, tidak perlu diungkapkan cukup renungkan saja. Pernahkah kita sombong sebagai bangsa manusia biarpun kesombongan yang sangat kecil? Mungkin, inilah peringatanNya bahwa tidak ada yang boleh sombong dariNya. Kesombongan hanya milik Alloh SWT. 

Jangan pernah menyerah dengan hidup ini. Selama kita masih bisa berjuang dengan hidup kita teruslah berjuang.  Berjuanglah para pencari nafkah, semoga yang saat ini terdampak, yang usahanya bangkrut, dagangannya sepi, bisnisnya macet, pekerjaanya hilang. Kelak setelah semuanya membaik Alloh ganti dengan keuntungan yang berlipat-lipat, pekerjaan yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Jangan berputus asa. 

Berharap bumi segera pulih, pandemi segera berlalu. Kehidupan manusia damai sejahtera, Cinta kami bertambah besar pada keluarga dan sesama. Tujuan hidup kami hanya satu. Mendapatkan cintaMU yaa Alloh Tuhan Pencipta Alam. 

Alloh ampuni kami. Ampuni dosa-dosa kami.


Ket. WFH adalah Work From Home. Pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah dan tetap berpenghasilan meskipun di rumah saja.
Gambar by Google

Pulosari, Berserah diri 28 april 2020