Menaklukan Puncak Galunggung Ala Emak- Emak



Sebenarnya sudah beberapa kali pergi ke galunggung, tapi bukan ke puncaknya melainkan ke pemandian air panasnya yang ada dibawah kaki Gunung Galunggung. Kebetulan liburan akhir Tahun 2019 awal 2020 tepatnya tangga 4Januari keluarga besar kami mengadakan touring ke galunggung menggunakan sepeda motor, namun karena hampir seluruh keluarga ingin ikut serta termasuk ibu-ibu dan anak-anak akhirnya perjalanan kami ke galunggung selain menggunakan sepeda motor juga di temani dengan beberapa mobil. 

Pagi hari sekitar jam 6 pagi kami bersiap goes to galunggung , 7 sepeda motor dan 3 mobil. Kami berangkat dari Pulosari Limbangan menuju galunggung via jalan Cisinga atau Ciawi Singaparna. Sepanjang jalan Cisinga kami disuguhi dengan situasi jalan yang super resik, adem, segar, indah sudah pasti. Jalan raya yang hanya dilalui beberapa mobil kecil. kami sama sekali tidak menemukan truk, bus atau mobil besar yang bising dan berpolusi. Benar-benar perjalanan yang menyenangkan.

Setelah melalui jalan Cisinga, kami tiba sekitar jam 9 pagi di kawasan galunggung, kami membuka perbekalan makan atau muka timbel alias  botram kalau istilah sunda. Makan dengan sangat nikmat dibawah pohon pinus dikawasan tempat berkemah di galunggung, kalau tidak membawa tikar ada penyewaan samak cukup bayar 10ribu saja. Subhanalloh suasana nya sangat adem dan menyegarkan.

Perjalanan belum selesai, malah baru saja dimulai, setelah selesai muka timbel kami menuju puncak Galunggung. Belum apa-apa sudah senang saja karena kami keluar dari tempat makan menempuh perjalanan  kecil  saja menuju puncak galunggung. Tiba di tempat parkir siappp perjalanan segera dimulai, tadinya saya ya pikir naik ke gunung ya tinggal mendaki saja terus disuguhi perjalanan sedikit menanjak yang sudah full aspal tapi eiitttt tunggu dulu,,,

kami berhadapan dengan tangga yang super tinggi, saking tingginya dimana ujung tangga itu tidak terlihat sama sekali. Konon ada lebih 600 anak tangga, nanti saya akan coba hitung.

Pffuuuuuh melihatnya saja sudah capek. Melihat orang lain ada yang naik ada yang turun saya merasa tertantang bisa tidak ya mencapai puncak? keluarga kami yang terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan anak-anak bahkan ada juga ibu- ibu hamil hahaha memutuskan,  kalau penasaran naiklah sesampainya atau semampunya saja tapi kalau tidak kuat ya sudah makan-makan saja di warung yang tersedia dibawah kaki gunung.

Saya kalau pergi jauh-jauh terus perjalanan tidak diselesaikan dengan tuntas suka nyesel nanti di rumah, mau tidak mau saya harus mendaki daripada kabayang wae seperti apa puncak galunngung itu haha saya mendaki dengan suami bawa tiga anak, 9 tahun, 8 tahun dan 4 tahun.

Langkah pertama dimulai ...10 anak tangga pertama i'ts okay... si anak yang masih 4 tahun masih ceria naik tangga dan bernyayi naik-naik ke puncak gunung.

Melihat kebawah tangga tempat parkir masih terlihat jelas. 20 puluh tangga 30 tangga 40 tangga, sikecil sudah tidak kondusif merengek tapi tidak mau turun.

Ampun ini kaki sudah lemas saja banyak pendaki yang turun dan naik, kami saling menyemangati satu sama lain  meskipun tidak   saling kenal ada yang bilang "perjalanan belum setengahnya" "ayooo semangat" "selesaikan" dan banyak lagi  kebetulan memang sedang libur dan pengunjung membludak, Galunggung tidak seseram yang dibicarakan orang-orang.

Peluh membasahi badan kami, tapi semilir angin gunung mengeringkannya kembali, menatap kebawah, tempat perkir sudah tak terlihat. Pantang menyerah kami harus melanjutkan perjalanan. 2 anak kami sudah tak terlihat mata, berangkat duluan dengan rombongan pertama paman dan bibi-bibi nya. Tinggallah kami bertiga suami dan si bungsu. Demi muncak kami menggendong si kecil bergantian.

ada yang lucu diperjalanan ketika saya menggendong si kecil tiba-tiba nyletuk bapak-bapak dengan muka nyinyir "ari awewe ngakod" haha saya tertawa saja dalam hati, di perjalanan yang terjal dengan nafas ngos-ngosan masih ada aja yang nyinyir, bapak-bapak lagi  mungkin maksudnya baik seharusnya yang gendong anak tuh ya bapaknya. padahal kami bergantian sejak tadi.heuheu...

Mau turun sayang sudah tinggi, mau naik masih jauh. Kami mendaki dengan santai agar tidak lelah. menghitung tangga tak lagi kulakukan karena benar-benar lupa ini anak tangga ke berapa.





Setelah perjalanan super panjang, akhirnya kami sampai di puncak galunggung. pesona yang indah akan sayang dilewatkan. Sesampainya di atas rombongan awal keluarga kami malah sudah mau turun. kami bertemu dengan 2 anak kami yang sudah duluan sampai. hebat!

Di puncak galunggung, mata kami dimanjakan dengan kawah yang berwarna hijau, di tengah kawah ada bukit kecil dengan warna yang sama. Untuk melihat kawah lebih dekat kami harus menuruni lagi ratusan anak tangga. Tapi tak kulakukan. capeekk!

Rasa haus dan lapar pun dimanjakan dengan beberapa warung yang menyediakan jajanan seperti bakso, gorengan dan minuman dingin. dari bawah kami tidak membawa bekal karena di wanti-wanti jangan bawa makanan sebab banyak monyet-monyet yang biasanya menyerbu pengunjung yang bawa makanan selama perjalalan.

Menuruni anak tangga tak selelah mendakinya. Tapi saran saya lakukan warming up sebelum mendaki, seperti basa-basi tapi pemanasan sangat membantu  agar kaki, betis sampai paha tidak sakit.


PEMANDIAN AIR PANAS

Setelah pendakian, kami merasa lelah dan butuh istirahat. di bawah kaki gunung disediakan pemandian air panas yang cukup luas. Namun karena kemarin sedang dalam proses renovasi keadaan kolam dan tempatnya tidak terlalu bagus terkesan berantakan dan masih banyak sampah sisa bangunan dimana-dimana ditambah suasana hujan, menambah tempat berenang ini menjadi sangat kurang nyaman.

Ada pilihan kolam renang, untuk anak-anak atau dewasa dengan tiket masuk yang variatif, seluruh kolam renang penuh karena musim liburan. Tapi anak-anak menikmati acara berenang sampai tidak mau beranjak.

Lupakan yang berantakan nikmati air panasnya. Air panas alami terasa nikmat dirasakan mugkin karena kami lelah mendaki. Air panas juga membantu menyegarkan kembali badan kami yang sudah ringsek.

Yang tidak membawa pakain ganti bisa membeli langsung di lokasi dengan harga yang super murah, atau kalau tidak nyaman berenang ramai-ramai disediakan juga tempat berendam khusus yang tertutup.


TIKET MASUK

Tiket masuk ke kawasan galunggung termasuk yang super murah,  karena kemarin musim liburan ada kenaikan harga,  yang biasanya 7000 rupiah menjadi 10.000 rupiah.

Masuk ke pemandian air panas berbeda lagi, harga variatif mulai dari 5000-20.000 rupiah mungkin tergantung fasilitas kolamnya. Mau gratis juga ada, bisa berenang di tempat yang sudah disediakan dengan tulisan di papan GRATIS biasanya di kolam terbuka atau di selokan-selokannya.

untuk yang mau tertutup, berendamnya juga murah cuma 10.000 rupiah saja per-jam nya.

Harga setiap makanan pun tidak mahal, standar dan murah-murah.

Yang mau melakukan perjalanan ke Galunggung, tidak perlu menguras kocek dalam-dalam. Sangat terjangkau bukan?

Untuk Parkir kendaraan seikhlasnya saja.

yang belum pernah mendaki, yuk coba ke Gunung Galunggung!

Ceritamu berbeda? boleh  komen ya! Semoga bermanfaat!







0 Comments